BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian dari penulisan ilmiah
ini adalah nasabah dari Perum Pegadaian Cabang Kelapa Dua Depok yang beralamat
di Jl. Akses UI No.88 D. Depok.
3.2 Data/ Variabel yang digunakan
Data
yang digunakan didalam penelitian ini adalah data primer adalah diperoleh
dengan cara observasi baik berupa kuesioner maupun wawancara kepada responden
sesuai kebutuhan didalam penelitian ini. Dengan perhitungan variabel dikalikan
10. Maka jumlah sampelnya adalah :
Y =
Kepuasan Konsumen
X1 = Kualitas Pelayanan
X2 = Emosional
X3 = Harga
Jadi
jumlah variabelnya adalah 4, dikalikan 10 maka 4 X 10 = 40. Jumlah sampel yang
didapat adalah 40 Orang. ( Research Method for business :
1982;253)
Dalam penelitian ini variable yang
digunakan oleh peneliti adalah :
1. Variable-variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari :
a. Kualitas
pelayanan (X1) Konsumen akan merasa puas bila mendapatkan pelayanan
yang baik atau yang sesuai dengan harapan.
b.
Emosional (X2) Konsumen merasa
puas ketika orang memuji dia karena menggunakan merek yang mahal.
c.
Harga (X3) Produk yang
mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan
memberikan nilai yang lebih tinggi.
2. Variabel
terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Kepuasan
Konsumen (Y) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari
perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk atau jasa
dan harapan harapannya.
3.3 Metode Pengumpulan Data
1 Wawancara
Teknik pengumpulan
data dengan wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan
pertanyaan lisan kepada subyek penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
gambaran dari permasalahan yang biasanya
terjadi karena sebab-sebab khusus yang tidak dapat dijelaskan dengan kuesioner.
2. Kuesioner
Teknik pengumpulan
data dengan kuesioner merupakan satu teknik pengumpulan data dengan memberikan
daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan responden akan memberikan
respon terhadap pertanyaan yang ada dalam kuesioner.
3. Penelitian
kepustakaan (Library research)
Penelitian
kepustakaan, merupakan suatu metode yang dilakukan untuk mendapatkan
pengetahuan dan landasan teoritis dalam menganalisa data dan permasalahan
melalui karya tulis dan sumber-sumber lainnya sebagai bahan pertimbangan dalam
Penulisan Ilmiah. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan mencari referensi di
internet, buku, serta penelitian terdahulu mengenai pengaruh dalam pengambilan
keputusan.
3.4 Hipotesis
H0 = Faktor kualitas pelayanan tidak mempengaruhi
kepuasan nasabah pada perum pegadaian
Ha = Faktor kualitas pelayanan mempengaruhi
kepuasan nasabah pada perum pegadaian
H0 = Faktor emosional tidak mempengaruhi kepuasan
nasabah pada perum pegadaian.
Ha = Faktor emosional mempengaruhi kepuasan
nasabah pada perum pegadaian.
H0 = Faktor harga tidak mempengaruhi kepuasan
nasabah pada perum pegadaian.
Ha = Faktor harga mempengaruhi kepuasan nasabah
pada perum pegadaian.
H0
= Faktor kualitas pelayanan,,
faktor empati, dan faktor harga mempengaruhi
kepuasan nasabah di perum
pegadaian.
Ha =
Faktor kualitas pelayanan,, faktor empati, dan faktor harga tidak mempengaruhi kepuasan
nasabah di perum pegadaian.
3.5 Alat Analisis Yang Digunakan
3.5.1 Regresi
Linier Berganda
Model
regresi adalah model yang digunakan untuk menganalisis pengaruh dari berbagai
variabel independen terhadap satu variabel dependen (Ferdinand, 2006). Formula
untuk regresi linear berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Dimana :
Y = Kepuasan Nasabah
A =
Konstanta
X1 = Kualitas Pelayanan
X2 = Emosional
X3 = Harga
e = eror
3.5.2
Uji
Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk
mengetahui apakah hasil analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk
menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik.
yang meliputi uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan
autokorelasi. Adapun masing-masing pengujian tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1.
Uji Multikolinieritas
Uji
Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (Ghozali, 2006). Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi ini adalah
dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas dan apabila
korelasinya signifikan antar variabel bebas tersebut maka terjadi
multikolinieritas.
Multikolinieritas
dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya yaitu variance
inflactor factor (VIF). Kedua variabel ini menunjukkan setiap variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang
rendah sama dengan VIF yang tinggi. Batasan umum yang digunakan untuk mengukur
multikolinieritas adalah tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10 maka terjadi
multikolinieritas. Dan tolerance > 0.1 dan nilai VIF < 10 maka tidak
terjadi multikolinieritas.
2. Uji
Autokorelasi
Uji
Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier
terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2006). Alat analisis yang digunakan adalah
uji Durbin – Watson Statistic. Untuk mengetahui terjadi atau tidak autokorelasi
dilakukan dengan membandingkan nilai statistik hitung Durbin Watson pada
perhitungan regresi dengan statistik tabel Durbin Watson pada tabel.
Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah
sebagai berikut :
a. Jika
nilai D-W dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif;
b. Jika
nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada auto korelasi;
Jika
nilai D-W diatas 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negative.
3.5.3 Uji
Reabilitas dan Uji Validitas
3.5.3.1 Uji Reabilitas
Suatu variabel dikatakan handal apabila nilai croanbach
alpha (a) lebih besar dari 0,600. Namun apabila nilai croanbach alpha lebih
kecil dari 0,600 maka kuesioner dianggap kurang handal sehingga apabila
dilakukan penelitian ulang terhadap variabel-variabel tersebut pada waktu dan
dimensi yang berbeda, kesimpulannya akan berbeda (Ghozali, 2009).
3.5.3.2 Uji Validitas
Uji validitas ini diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor
item dengan total skor item variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan
dengan nilai kritis pada taraf siginifikan 0,05.
Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana
data yang terkumpul tidak
menyimpang
dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Di dalam
melakukan pengujian validitas menurut Arikunto (1997:162), menggunakan rumus
sebagai
berikut:
r = n∑ xy – (∑x)(∑y)
√ [n∑ x2
- (∑x2)] [n∑ y2 -
(∑ y2)]
Dimana:
r =
Koefisien korelasi
n =
Banyaknya sampel
x =
Variabel yang mempengaruhi
3.5.4
Pengujian
Parsial ( Uji T )
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
secara parsial variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap
variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji dua arah
dengan hipotesis sebagai berikut:
1. Ho
= b1 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas terhadap
variabel terikat.
2. Ho
= b1 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas terhadap
variabel terikat.
Untuk menilai t hitung digunakan rumus :
T hitung = Koefisien
regresi b1
Standar deviasi b1
Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :
1. T
hitung < T Tabel atau nilai signifikan T > 5 %
Maka
Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya Variabel bebas tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat.
2. T
hitung > T tabel atau nilai signifikan T < 5%
Maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel bebas berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat.
3.5.5
Pengujian
Simultan ( Uji F )
Uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan uji dua arah dengan hipotesis sebagai berikut :
1. Ho
: b1 = b2 = b3 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel
bebas secara bersama-sama.
2. Ho
: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas
secara bersama-sama.
Penentuan besarnya F hitung menggunakan
rumus :
F
hitung = R2 / (k – 1)
(1
– R2) (n – k)
Keterangan :
R =
Koefisien determinan
n =
Jumlah observasi
k =
Jumlah Variabel
Kriterian pengujian yang digunakan sebaga berikut:
1. F
hitung < F Tabel atau nilai signifikan F > 5 %
Maka
Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya Variabel bebas secara simultan atau
menyeluruh tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
2. F
hitung > F Tabel atau nilai signifikan F < 5 %
Maka
Ho ditolak dan Ha diterima Artinya Variabel bebas secara simultan atau
menyeluruh berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
3.5.6
Analisis
Koefisien Determinasi (R2)
Pada
model linear berganda ini, akan dilihat besarnya kontribusi untuk variabel
bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dengan melihat besarnya
koefisien determinasi totalnya (R2). Jika
(R2) yang
diperoleh mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut
menerangkan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika
(R2) makin
mendekati 0 (nol) maka semakin lemah pengaruh variabel-variabel bebas terhadap
variabel terikat.
3.5.7
Skala
Likert
Skala
data yang digunakan pada pengukuran variabel independen adalah skala likert.
Menurut Sugiyono (2006:86) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Cara pengumpulan data tersebut dilakukan dengan
prosedur : 1) responden diberi kuesioner, 2) sambil mengisi kuesioner, ditunggu
dan diberikan penjelasan jika belum jelas terhadap apa yang dibaca, 3) setelah
responden mengisi kemudian jawaban tersebut ditabulasi, diolah, dianalisis dan
disimpulkan. Pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan menggunakan skala Likert
dari pertanyaan yang diberikan kepada responden (Sugiyono, 2005:87), yaitu
:
a. Untuk jawaban sangat tidak
setuju diberi nilai = 1
b. Untuk jawaban tidak setuju
diberi nilai = 2
c. Untuk jawaban netral
diberi nilai
= 3
d. Untuk jawaban setuju
diberi nilai
= 4
e. Untuk jawaban sangat setuju diberi nilai = 5
1.
Kualitas Pelayanan (X1)
No
|
Pertanyaan
|
SS
|
S
|
N
|
TS
|
STS
|
1.
|
Pelayanan Pegadaian ramah dan sopan
|
|
|
|
|
|
2
|
Staff Pegadaian menguasai
semua jenis layanan pegadaian
|
|
|
|
|
|
3
|
Staff Pegadaian dapat
bekerja dengan handal
|
|
|
|
|
|
4
|
Jumlah staff (front office)
yang tersedia cukup
|
|
|
|
|
|
5
|
Ruangan aman dan nyaman
|
|
|
|
|
|
6
|
Lokasi strategis dan mudah
dijangkau
|
|
|
|
|
|
2.
Emosional (X2)
No
|
Pertanyaan
|
SS
|
S
|
N
|
TS
|
STS
|
1.
|
Staff Pegadaian selalu
bersedia membantu nasabah
|
|
|
|
|
|
2
|
Nasabah mudah untuk
menghubungi Pegadaian
|
|
|
|
|
|
3
|
Pegadaian peduli terhadap
kepentingan dan kebutuhan nasabah
|
|
|
|
|
|
4
|
Staff Pegadaian melayani
dengan cepat
|
|
|
|
|
|
3.
Harga (X3)
No
|
Pertanyaan
|
SS
|
S
|
N
|
TS
|
STS
|
1.
|
Harga taksiran barang
sesuai dengan harga pasar
|
|
|
|
|
|
2
|
Sewa modal/ bunga yang
harus dibayarkan lebih relatif tinggi/mahal
|
|
|
|
|
|
3
|
Cara pembayaran Pegadaian
ringan dan mudah
|
|
|
|
|
|
4
|
Biaya administrasi relatif
rendah
|
|
|
|
|
|
4.
Kepuasan Nasabah (Y)
No
|
Pertanyaan
|
SS
|
S
|
N
|
TS
|
STS
|
1.
|
Pelayanan yang diterima
sesuai dengan harapan
|
|
|
|
|
|
2
|
Pelayanan kepada nasabah
tidak pernah mengecewakan
|
|
|
|
|
|
3
|
Nasabah akan kembali
kepegadaian jika memerlukan dana
|
|
|
|
|
|
4
|
Pegadaian dapat menjadi
sumber pendanaan yang dapat dihandalkan
|
|
|
|
|
|
5
|
Pegadaian menyelesaikan
masalah tanpa masalah
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar