PENJELASAN TENTANG ADAT ISTIADAT
DALAM KELUARGA SAYA
1.   
Teori
Adat
istiadat adalah segala dalil dan ajaran mengenai bagaimana orang
bertingkah-laku dalam masyarakat. Rumusan-nya sangat abstrak, karena itu
memerlukan usaha untuk memahami dan merincinya lebih lanjut. Adat dalam pengertian ini berfungsi sebagai
dasar pembanguan hukum adat positif  yang lain. Adat istiadat yang lebih
nyata yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari (Mohammad
Daud Ali, 1999: 196).
Istilah adat istiadat  seringkali diganti dengan adat
kebiasaan, namun pada dasarnya artinya tetap sama, jika mendengar kata adat
istiadat biasanya aktivitas individu dalam suatu masyarakat dan aktivitas
selalu berulang dalam jangka waktu tertentu. Menurut Soleman B. Taneko (1987:
12), adat istiadat dalam ilmu hukum ada perbedaan antara adat istiadat
dan hukum adat. Suatu adat istiadat yang hidup (menjadi
tradisi) dalam masyarakat dapat berubah dan diakui sebagai peraturan hukum
(hukum adat). Pandangan bahwa agama memberi pengaruh dalam proses terwujudnya
hukum adat, pada dasarnya bertentangan dengan konsepsi yang diberikan oleh Van
den Berg yang dengan teori reception in complex menurut pandangan adat
istiadat suatu tradisi dan kebiasaan nenek moyang kita yang sampai sekarang
masih dipertahankan untuk mengenang nenek moyang kita juga sebagai
keanekaragaman budaya. Istilah adat istiadat seringkali diganti dengan adat
kebiasaan, namun pada dasarnya artinya tetap sama.
Suku Betawi adalah sebuah suku
bangsa di Indonesia yang penduduknya umumnya bertempat tinggal di Jakarta.
Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu.
Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum
berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke
Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung
pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai
kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang
Sunda, Jawa, Arab, Bali, Sumbawa, Ambon, Melayu dan Tionghoa. Kata Betawi
digunakan untuk menyatakan suku asli yang menghuni Jakarta dan bahasa
MelayuKreol yang digunakannya, dan juga kebudayaan Melayunya. Kata Betawi
sebenarnya berasal dari kata "Batavia," yaitu nama kuno Jakarta yang
diberikan oleh Belanda. Sebagian besar Orang Betawi menganut agama Islam,
tetapi yang menganut agama Kristen;
Protestan
dan Katolik
juga ada namun hanya sedikit sekali. Di antara suku Betawi yang beragama
Kristen, ada yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan campuran antara
penduduk lokal dengan bangsa Portugis. 
2.   
Kasus/Artikel
Atas dasar teori yang ada maka masalah dirumuskan adalah
bagaimana adat dan istiadat yang berlaku dikeluarga saya yaitu adat budaya
betawi  baik dari Ibu maupun Bapak saya yang
sama-sama muslim/ beragama islam.
3.
Analisis
Dalam hal ini saya menganalisis bahwa dalam kehidupan di
keluarga saya lebih mendominasi adat betawi. Karena memang baik dari Ibu maupun
Bapak saya adalah suku Betawi. Adat istiadat betawi yang pernah terjadi dalam
keluarga saya ialah upacara pernikahan dengan adat betawi.
Sebelum diadakan akad nikah secara adat, terlebih dahulu harus dilakukan
rangkaian pra-akad nikah yang terdiri dari:
- Masa
     dipiare, yaitu masa calon none mantu dipelihara oleh tukang piara atau
     tukang rias. Masa piara ini dimaksudkan untuk mengontrol kegiatan,
     kesehatan, dan memelihara kecantikan calon none mantu untuk menghadapi
     hari akad nikah nanti.
- Acara
     mandiin calon pengantin wanita yang dilakukan sehari sebelum akad nikah.
     Biasanya, sebelum acara siraman dimulai, mempelai wanita dipingit dulu
     selama sebulan oleh dukun manten atau tukang kembang. Pada masa pingitan
     itu, mempelai wanita akan dilulur dan berpuasa selama seminggu agar
     pernikahannya kelak berjalan lancar.
- Acara
     tangas atau acara kum. Acara ini identik dengan mandi uap yang tujuanya
     untuk membersihkan bekas-bekas atau sisa-sisa lulur yang masih tertinggal.
     Pada prosesi itu, mempelai wanita duduk di atas bangku yang di bawahnya
     terdapat air godokan rempah-rempah atau akar pohon Betawi. Hal tersebut
     dilakukan selama 30 menit sampai mempelai wanita mengeluarkan keringat
     yang memiliki wangi rempah, dan wajahnya pun menjadi lebih cantik dari
     biasanya.
- Acara
     ngerik atau malem pacar. Dilakukan prosesi potong cantung atau ngerik bulu
     kalong dengan menggunakan uang logam yang diapit lalu digunting.
     Selanjutnya melakukan malam pacar, di mana mempelai memerahkan kuku kaki
     dan kuku tangannya dengan pacar.
Setelah
rangkaian tersebut dilaksanakan, tibalah pada pelaksanaan akad nikah. Calon
tuan mantu berangkat menuju rumah calon none mantu dengan membawa rombongan
yang biasa disebut rudat. Mempelai pria dan keluarganya mendatangi kediaman
mempelai wanita dengan menggunakan andong atau delman hias. Kedatangan mempelai
pria dan keluarga tersebut ditandai dengan petasan sebagai sambutan atas
kedatangan mereka. Sedangkan barang yang dibawa pada akad nikah tersebut antara
lain:
- sirih
     nanas lamaran
- sirih
     nanas hiasan
- mas
     kawin
- miniatur
     masjid yang berisi uang belanja
- sepasang
     roti buaya
- sie
     atau kotak berornamen Cina untuk tempat sayur dan telor asin
- jung
     atau perahu cina yang menggambarkan arungan bahtera rumah tangga
- hadiah
     pelengkap
- kue
     penganten
- kekudang
     artinya suatu barang atau makanan atau apa saja yang sangat disenangi oleh
     none calon mantu sejak kecil sampai dewasa
Pada
prosesi ini mempelai pria betawi tidak boleh sembarangan memasuki kediaman
mempelai wanita. Maka, kedua belah pihak memiliki jagoan-jagoan untuk
bertanding, yang dalam upacara adat dinamakan “Buka Palang Pintu”. Pada prosesi
tersebut, terjadi dialog antara jagoan pria dan jagoan wanita, kemudian
ditandai pertandingan silat serta dilantunkan tembang Zike atau lantunan ayat-ayat
Al Quran. Semua itu merupakan syarat di mana akhirnya mempelai pria
diperbolehkan masuk untuk menemui orang tua mempelai wanita.
Pada
saat akad nikah, mempelai wanita Betawi memakai baju kurung dengan teratai dan
selendang sarung songket. Kepala mempelai wanita dihias sanggul sawi asing
serta kembang goyang sebanyak 5 buah, serta hiasan sepasang burung Hong.
Kemudian pada dahi mempelai wanita diberi tanda merah berupa bulan sabit yang
menandakan bahwa ia masih gadis saat menikah.
Sementara
itu, mempelai pria memakai jas Rebet, kain sarung plakat, hem, jas, serta
kopiah, ditambah baju gamis berupa jubah Arab yang dipakai saat resepsi
dimulai. Jubah, baju gamis, dan selendang yang memanjang dari kiri ke kanan
serta topi model Alpie berari harapan agar rumah tangga selalu rukun dan damai.
Setelah
upacara pemberian seserahan dan akad nikah, mempelai pria membuka cadar yang
menutupi wajah pengantin wanita untuk memastikan apakah benar pengantin
tersebut adalah dambaan hatinya atau wanita pilihannya. Kemudian mempelai
wanita mencium tangan mempelai pria. Selanjutnya, kedua mempelai diperbolehkan
duduk bersanding di pelaminan (puade). Pada saat inilah dimulai rangkaian acara
yang dikenal dengan acara kebesaran. Adapun upacara tersebut ditandai dengan
tarian kembang Jakarta untuk menghibur kedua mempelai, lalu disusul dengan
pembacaan doa yang berisi wejangan untuk kedua mempelai dan keluarga kedua
belah pihak yang tengah berbahagia.
Sumber : http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/1283/upacara-adat-pernikahan-suku-betawi#.UlE3fVOUWZQ
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Betawi